Selasa, 16 Desember 2014

PERS ERA REFORMASI,MANAKAH YANG DIDUKUNG RAKYAT ATAU PEMERINTAHAN?

PERS ERA REFORMASI,MANAKAH YANG DIDUKUNG RAKYAT         ATAU PEMERINTAHAN?
Peran pers sangat krusial bagi suatu Negara,dimana pers merupakan suatu lembaga yang memberikan informasi,namun tidak bisa dipungkiri juga paradigma masyarakat awam pers merupakan sarana pemerintah yang selalu dijadikan alat untuk   mencapai kekuasaan sepihak.padahal diera orde baru pers merupakan suatu lemabaga yang sangat berperan penting untuk menjatuhkan rezim Soeharto,dimana era Soeharto pers tidak berdiri bebas dalam menyampaikan orasi politiknya,bahkan jika pers menyampaikan suatu informasi yang tidak berkenan dikalangan pemerintahan,maka siap-siap untuk dibredel atau ditutup.seperti yang terjadi pada majalah tempo,dalam kasus ini pantas kah Negara kita tidak memiliki kebebasan berpendapat?tentu setelah berakhirnya rezim Soeharto,dimana pers dibatasi,namun lahirnya era reformasi menjadikan pers seakan-akan bangkit kembali,dulunya pers sebagai bentuk kaki tangan seorang pengusaha namun sekarang pers menjadi kebebasan berpendapat,ini salah satu doa dari masyarakat Indonesia yang mana pers mewakili opini publik,kita tahu bahwa masyarakat ingin demokrasi bebas berpendapat,yang menjadi pertanyaan berada diposisi manakah pers Era Reformasi, rakyat atau pemerintah?.
Ketika sebuah pertanyaan yang diajukan seperti itu untuk menjawabnya perlu kita paparkan bahwa di era reformasi,pers tidak hanya memberikan sebuah informasi namun pers harus mampu memberikan edukasi atau pembentukan karakter anak bangsa,hal ini pers harus memberikan informasi tentunya yang mendidik tidak dalam konteks rasisme atau mengandung unsur sara.setelah berakhirnya rezim soeharto dimana media yang dulunya hidup segan mati tak mau,namun diera reformasi media tumbuh dan berkembang secara pesat,banyak media yang bermunculan untuk ikut memberikan informasi,pers dirasa cukup mendukung masyarakat dalam mewakili apresiasi mereka dalam mengutarakan pendapat,dan juga pers bisa dijadikan sebagai suatu lembaga yang mensukseskan kinerja program pemerintah,namun akan menjadi boomerang bagi penguasa sendiri,dikala program itu dirasa sukses maka akan menaikkan citra pemerintah,namun jika gagal bersiaplah pemerintah menjadi trending topic dikalangan media.ini dirasa cukup adil bahwa di era pers reformasi,pers bisa berperan seperti uang logam dimana kedua sisinya berbeda namun saling membutuhkan.bearti pers diera reformasi bisa memihak kerakyat dan kepemerintah.
Namun bila melihat berbagai permasalahan bangsa akan sangat dilematis dimana semakin menganut system demokrasi tapi semakin banyak permasalahan yang timbul.pers diharapkan bisa menjadi penengah dalam permasalahan Negara yang tidak memihak terhadap penguasa dan mampu memberikan pengawasan terhadap sebuah instansi yang terkait.disatu sisi pers pasca orde baru dalam artian menjadi reformasi diberikan hak untuk mengembangkan pemberitaan,namun disisi lain banyak media yang sekarang menjadikan sebagai ajang untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya sehingga mengesampingkan fungsi pers sebagai alat untuk mendidik,ini terbukti ketika pemilihan presiden kemarin dimana kedua media yang besar yang saling memberitakan dan menjatuhkan pasangan masing-masing,hal ini terbukti media dijadikan ajang untuk berpolitik dan tanpa memikirkan fungsi pers itu sendiri,praktis membuat masyarakat dikala itu menjadi terpecah dan beropini bahwa media tidak bisa dipercaya,disini lembaga pers Indonesia harus mampu berbenah mengingat pers jangan dijadikan sebagai ajang berpolitik yang hanya menguntungkan sepihak,karena  di era reformasi ini pula pers menganut system tanggung jawab sosial yang mana setiap informasi yang disajikan harus mampu dipertanggung jawabkan,dan pers harus berpihak terhadap kebenaran ,dan informasi tersebut harus sesuai dengan kaedah-kaedah bangsa serta moral yang berlaku dibangsa ini,setelah melihat beberapa media dindonesia,banyak media yang justru merusak moral bangsa dengan kebebasan pers maka unsur liberalisme akan sangat mudah masuk,ini menjadi tugas pers agar selalu menjadikan pers sebagai alat yang mendukung masyarakat dan selalu menjadikan pers sebagai pro rakyat.
Sudahkah pers kita pro rakyat?
Ketika fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat yang idealismenya masih kurang mungkin tidak akan peduli,namun bila ada seorang aktifis mungkin akan berpikir secara realistis fakta yang terjadi,dirasa pers sudah menunjang apreasiasi rakyat,seperti kenaikan bbm,dan kasus yang melanggar Ham dimana media ikut membantu mengangkat kasus sehingga bisa ditindak lanjuti,tentu juga kita tidak lupa bahwa pers juga ikut beperan mengbangkitkan nasionalisme dan mendukung revolusi kemerdekaan.namun ketika keterpurukan bangsa sekarang tidak bisa dipungkiri media yang terkait memang sangat tergantung kepada pemilik modal.sehingga sering kita lihat bahwa media saling mengangkat pemilik medianya jika ada sebuah event,namun ini juga tidak bisa disalahkan karena era globalisasi yang semakin canggih dimana yang banyak uang akan berkuasa,pers diharapkan mampu bersifat netral,dan selalu pro kepada rakyat.
Pers di Era Reformasi tidak perlu takut apabila mengkritik pemerintah dan para pejabat yang terkait selama tidak melanggar kode etik,karena sudah ada undang-undang yang mengatur tentang pers,harapan pers kedepannya adalah menjadi suatu lembaga yang selalu mampu membela kebenaran,memberikan informasi yang bermanfaat yang tidak menghina ras suku dan agama,menjadikan pers sebagai lembaga yang selalu mendididik bangsa,dan dapat menyelesaikan permasalahan bangsa, Menegakkan nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan.


penulis:yayan pria nanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar